Dalam dunia Volley Ball modern, kemenangan tidak hanya ditentukan oleh kekuatan smash atau tangguhnya blok, tetapi juga oleh kecerdasan taktik permainan dan peran krusial seorang setter dalam tim. Setter sering disebut sebagai “otak” tim, karena merekalah yang merancang serangan, memutuskan siapa yang akan menyerang, dan kapan serangan itu dilakukan. Memahami taktik permainan dan pentingnya posisi setter adalah kunci untuk mengapresiasi kompleksitas olahraga Volley Ball ini. Pada hari Minggu, 13 Juli 2025, dalam webinar analisis strategi Volley Ball yang diselenggarakan oleh Federasi Bola Voli Nasional, seorang mantan pelatih tim nasional menekankan betapa vitalnya peran setter dalam skema permainan.
Taktik permainan dalam Volley Ball sangat dinamis dan bergantung pada situasi rally. Tim harus mampu melakukan receive bola pertama dengan baik (passing), diikuti dengan setting yang akurat, dan diakhiri dengan smash yang mematikan. Tim juga harus mampu beradaptasi dengan formasi lawan, baik dalam menyerang maupun bertahan. Sistem rotasi pemain, cover area, dan komunikasi antar pemain menjadi elemen penting dalam setiap taktik. Misalnya, sebuah tim profesional menerapkan strategi “serangan cepat” di mana setter mengumpan bola dengan sangat cepat setelah receive, memberikan sedikit waktu bagi blok lawan untuk bereaksi. Strategi ini berhasil meningkatkan efektivitas serangan tim sebesar 20% dalam data pertandingan yang dianalisis pada turnamen Proliga 2025, yang berakhir pada 20 April 2025.
Di sinilah peran setter menjadi sangat vital. Setelah bola pertama diterima oleh libero atau receiver lainnya, setter bertugas mengambil keputusan sepersekian detik tentang siapa penyerang yang akan diberi umpan, dengan mempertimbangkan posisi blok lawan, kondisi penyerang, dan skor pertandingan. Mereka harus memiliki skill setting yang presisi, mampu mengumpan bola ke berbagai posisi dengan kecepatan dan tinggi yang bervariasi. Seorang setter yang cerdas mampu “menipu” blok lawan dengan umpan-umpan fake atau variasi serangan yang tidak terduga.
Selain kemampuan teknis, peran setter juga menuntut kepemimpinan di lapangan dan kecerdasan emosional. Mereka harus mampu menjaga komunikasi yang baik dengan rekan satu tim, memotivasi, dan tetap tenang di bawah tekanan. Pada Kejuaraan Dunia Volley Ball 2024 di Jepang, setter tim juara, Sarah Tanaka, dipuji atas ketenangannya dalam situasi krusial dan kemampuannya mengatur serangan yang efektif, bahkan saat tertinggal poin. Dengan demikian, setter adalah jantung dari setiap serangan, menjadi arsitek yang merancang jalan menuju poin kemenangan.